AREP NGGOLEKI LIYONE MONGGO TULIS NGISOR IKI .....

Kamis, 25 Februari 2010

RASULULLAH SAW TELADAN

Siapakah Mereka yang Meneladani Rasulullah?

Hudzaifah.org - Hamba-hamba Allah yang dimuliakan oleh Allah SWT, insya Allah, fiddunya wal akhirah. Perhatikanlah surat Al Ahzab ayat 21,

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan) yang baik bagimu..." (QS. Al Ahzab: 21)


Subhanallah. Inilah makhluk yang Allah pilih untuk menjadi teladan bagi seluruh makhluk. Khotamul anbiyyaa iwalmursaliin, penutup ajaran para rasul para anbiya. Abdul musthofa, hai Nabi Muhammad SAW.

Siapa yang menjadikan beliau sebagai teladan? Lanjutkan surat Al Ahzab ayat 21 ini.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzab: 21).

Yang pertama, yang menjadikan Rasulullah sebagai teladan adalah mereka yang benar-benar mencari keridhoan Allah, mereka yang merindukan rahmat Allah. Maka siapapun yang ingin diridhoi oleh Allah dalam hidupnya, ingin disayangi dan dicintai oleh Allah, maka ikutilah Rasulullah SAW. Jadikan beliau sebagai teladan dalam hidup.

Beliau lapar beliau makan, cara makan beliau kita contoh. Beliau minum, kita contoh cara minum beliau. Beliau pun nikah, cara nikah beliau, cara hidup berkeluarga beliau, cara sholat beliau (kita contoh). Subhanallah, segala aktivitas beliau dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi teladan bagi kita semua.

Sehingga Allah pun memuji beliau, "Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki budi pekerti yang sangat agung" (QS. Al Mulk: 4). Subhanallah.

Yang kedua, mereka yang menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri teladan adalah mereka yang benar-benar beriman kepada hari akhirat. Keimanannya kepada Allah, keimanannya kepada hari akhirat, ia ingin selamat di dunia ini, dan ia ingin selamat kelak di akhirat, karena itu ia mencontoh Rasulullah SAW.

Semakin kuat keimanannya kepada Allah dan hari akhirat, semakin mulia akhlaqnya, otomatis. Tapi sebaliknya mereka yang tidak beriman kepada Allah, tidak yakin ada hari akhirat, akhlaqnya akan buruk. Yang dia contoh bukan Rasulullah SAW.

Kemudian, yang ketiga, siapa yang menjadikan Rasulullah SAW menjadi suri teladan? Yaitu adalah hamba Allah yang sangat banyak dzikirnya kepada Allah SWT. Sebagaimana Rasulullah SAW.

Aisyah RA berkata, "Sungguh Rasulullah SAW berdzikir dalam setiap kesempatan."

Maka siapapun yang merindukan keridhoan Allah, merindukan rahmat Allah, beriman kepada hari akhirat, dan ingin bahagia dunia akhirat, maka hendaklah ia terus-menerus berdzikir. Sebagaimana Rasulullah SAW berdzikir. Maka mereka yang berdzikir, adalah mereka yang meneladani Rasulullah SAW. Sendiri atau bersama, di manapun, kapan pun, bagaimana pun, yang pasti ia selalu berdzikir kepada Allah.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

MENELADANI RASULULLAH S.A.W

Assalamualaikum,

Segala puji hanya milik Allah, dan solawat dan salam kepada Rasulullah saw beserta keluarganya dan sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya sampai hari pembalasan… selanjutnya:

Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah". (QS Al-Ahzab:21)

Ketika Allah SWT mengutus Rasul-Nya -saw-, maka bersatu suku-suku kaum yang telah berpecah belah, lenyap permusuhan antara kabilah dan kelompok serta suku kaum, dan ditetapkan batasan-batasan dan hukum-hukum dalam berperang, meletakkan dasar-dasar akhlak, menyempurnakan nilai-nilai kemuliaannya sehingga terbentuk darinya umat yang dibangun oleh dasar-dasar kebebasan, menegakkan kebenaran, keadilan dan persamaan antara sesama manusia, tanpa perbezaan warna, jantina, kelas atau tingkatan.

Tidak akan tegak suatu umat kecuali kerana kebaikan yang dilakukan pada masa awal dan akhirnya, sebagaimana tidak akan berdiri suatu umat kecuali dengan meneladani Rasulullah saw.

Oleh kerana itu, umat Islam harus mempelajari sirah Nabi saw, sehingga mereka dapat menerapkan nilai-nilainya dan pelajarannya dalam diri mereka dan membuat mereka menjadi ikutan bagi manusia dalam istiqamah dan kebaikan sejarah hidup mereka, lurus jalan hidupnya melalui dakwah mereka dalam melakukan reformasi.

Sehingga itu semua; Nabi saw kembali menjadi cahaya yang terang benderang dan mengusir kegelapan kehidupan mereka, serta memberikan hawa sejuk dan kehangatan ke dalam hati, fikiran dan perilaku.

Sebagaimana -dengan itu pula- masyarakat Islam akan dapat mengembalikan integritinya, istiqamahnya dan keteladanannya serta kembali mampu berada di bahagian hadapan dalam kepemimpinan di seluruh bangsa di dunia, sebagimana firman Allah SWT:

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.". (QS Ali Imran:110)

Bahwasanya krisis yang paling serius yang terjadi pada saat ini adalah krisis keteladanan; keteladanan yang baik dan soleh di tahap masyarakat dan bangsa, bukan hanya pada tahap individu, kerana –alhamdulillah- kita mempunyai peribadi teladan, namun bangsa tidak dapat berubah oleh individu yang kecil, melainkan nasib bangsa-bangsa memerlukan perubahan kolektif dan kerja secara kolektif, dan jika terjadi kekosongan yang panjang dalam masalah ini, maka akan menjadi ancaman krisis bagi seluruh dunia bahkan akan runtuh kehidupan bangsanya dan mengalami kegagalan sistem yang ada dan pada akhirnya akan berpaling dari Allah SWT.

Wahai Ikhwanul Muslimin…

Wahai umat Islam seluruhnya…

Sesungguhnya umat Islam ketika ini sangat perlu untuk mengingati sirah dan mengenang perjalanan hidup nabi Muhammad saw yang telah menanggung beban menghadapi berbagai ujian, celaan dan siksaan, sabar dalam meniti jalan yang berat dan penuh onak dan duri demi tegaknya ajaran Islam dan terbangunnya jati diri dan umat yang mulia sehingga mereka menjadi teladan yang baik secara nyata, menghilangkan "wahm"(keraguan) dalam jiwa mereka dan menghancurkan kewenangan dan ketidakadilan di negara mereka.

Setiap muslim dan muslimah memiliki kewajiban untuk meneladani Rasulullah saw dalam berbagai aspek kehidupan mereka, kerana perkara tersebut merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai keamanan dan kebahagiaan di dunia serta keberuntungan dan nikmat di akhirat.

Meneladani Rasulullah saw dapat ditinjau dari berbagai sudut:

1. Ibadah: Bahwa beliau adalah orang yang paling tahu dan mengenal Allah, orang yang paling takut dan bertaqwa, namun beliau orang yang kadang-kadang berpuasa dan kadang-kadang berbuka, tidur dan bangun serta menggauli wanita (isteri) dengan baik, namun tidak mempengaruhi keadaan beliau sebagai orang yang paling banyak beribadah.

2. Berinteraksi dengan tetangga: Nabi saw bersabda:

"Jibril selalu mewasiatkan kepada saya tentang tetangga sampai aku menyangka bahwa tetangga mendapat hak warisan". (Muttafaq alaih)

3. Berinteraksi dengan sesama manusia: Beliau kadang-kadang menjual dan membeli, sangat sopan jika menjual dan sangat ramah jika membeli, ramah ketika memutuskan hukum dan ramah pula saat menuntut hukuman.

4. Akhlaq dan perilaku secara umum: Nabi saw adalah sebaik-baik manusia dalam berakhlaq dan beretika, orang yang paling mulia dan paling bertaqwa dalam berinteraksi. Allah berfirman sambil memuji nabi saw:

"Sungguh dalam dirimu terdapat akhlaq yang mulia". (QS Al-Qalam:4)
Dan Aisyah pernah berkata ketika ditanya kepadanya tentang akhlaq nabi saw, beliau berkata:

"Akhlaq nabi adalah Al-Qur'an". (HR Muslim)

5. Damai dan Perang serta selalu menghormati dan memenuhi janji: "Rasulullah saw masuk ke kota Madinah dengan mengangkat bendera perdamaian.

Ketika masuk kota Madinah beliau berkata:

"Wahai sekelian manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, solat malamlah ketika orang lain tidur lelap niscaya masuk syurga dengan selamat". (HR Tirmidzi dari Abdullah bin Salam),

Dan ketika memasuki kota Makkah setelah berhasil menaklukkannya, beliau berkata kepada orang yang memusuhi dan memeranginya:

"Pergilah kamu, hari ini kamu bebas".

Demi Allah, Sungguh sangat menakjubkan sejarah hidupmu, wahai Rasulullah. Sungguh agung perilaku dan akhlakmu, sehingga semua itu adalah madrasah Ilahiyah bagi setiap pemimpin, bagi setiap presiden, bagi setiap penguasa, bagi setiap komandan, bagi setiap hakim, bagi setiap ahli politik, bagi setiap guru, bagi setiap pasangan suami isteri, bagi setiap ibubapa.

Engkau adalah suri tauladan yang sempurna bagi seluruh manusia, dan bagi setiap yang menginginkan kesempurnaan dalam berbagai bentuk dan manifestasi, segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat kepada Nabi Muhammad saw untuk kami semua, dan segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat kepada mu untuk umat manusia seluruhnya.

Umat Islam memperingati sirah Rasulullah saw setiap hari
Kita memperingati sirah dan kehidupan Rasulullah saw bukan sehari dalam sebulan, namun kita melakukannya setiap hari dan bukan sekali dalam sehari dalam satu hari namun puluhan kali; ketika ada seruan dan ajakan kepada solat, dunia seluruhnya menjawab seruan azan; aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah. Setiap kali bertasyahud dalam solat, seorang muslim seakan-akan bertemu Rasulullah saw dengan mengucapkan salam: "Assalamu'alaika Ayyuhan nabi", seakan-akan mengunjunginya secara maknawi dan bertemu dengannya, menyambut dan melahirkan rasa sukacita kepadanya.

Manusia cenderung terjerumus ke lembah kehancuran

Bagi para pemerhati situasi dunia ketika ini akan melihat bahwa ramai manusia yang cenderung kepada hawa nafsu yang menghinakan seakan-akan datang kepada semua orang dan hampir semuanya, dan dunia kini dibahagikan menjadi dua kelompok:

1. Kelompok pertama ialah yang mempunyai kekuatan di mana dengan taringnya ingin mendominasi pihak lain dan memaksakan kehendak dari apa yang mereka inginkan, membuat perjanjian yang menjadi sebab untuk merampas sumber semulajadi alam mereka dan menjadikan diri mereka sebagai pemimpin mereka, dan selanjutnya mencegah mereka dari kebebasan dan kedaulatan di atas tanah mereka serta kebebasan melakukan tindakan dari potensi yang mereka miliki. Selain itu mereka juga menyalakan api peperangan yang mereka istilahkan sebagai tindakan preventif, hanya untuk mengamankan dan melancarkan kepentingan mereka sendiri, membatasi kebebasan dan kemerdekaan warga yang bergolak dalam diri mereka untuk melakukan penentangan terhadap ketidakadilan, mengembalikan hak-hak dan kebebasan bangsa serta menolak penjajahan.

Bahkan, mereka tidak melakukan itu sahaja, namun mereka juga menghidupkan api peperangan antara anak-anak bangsa dalam satu negara (perang saudara), sehingga anak bangsa tersebut meminta perlindungan dan bantuan kepada mereka dan bergantung kepada pertolongan mereka.

2. Kelompok kedua adalah kelompok yang lemah dan dihinakan kerana kemiskinan dan kebodohan, dibutakan oleh penyakit, dan kelemahannya kian terus bertambah oleh adanya pemerintah kuku besi yang membatasi kebebasan dan menurunkan berbagai macam warna dari ketidakadilan, menutup berbagai segi mata pencarian dan enggan melakukan pembaikan kecuali harus tunduk pada kekuasaannya, menguasai segala potensi yang dimiliki, menghisap apa yang tersisa dari darahnya, melakukan penganiayaan hingga ke noktah yang maksima sehingga menuju ke puncak penyiksaan di saat adanya usaha-usaha tindakbalas rakyat yang tertindas dan tertekan, berteriak kesakitan atau meminta pertolongan.

Situasi yang suram ini telah menjadi lumrah di sebahagian besar masyarakat di negara Islam di seluruh dunia ketiga yang hidup di bawah tingkat kemiskinan, pengangguran di semua kelompok masyarakat, penyakit yang bermaharajalela, ubat-ubatan yang mahal dan sukar didapati sehingga jika dijumpai sekalipun, tidak mampu untuk membelinya, terjadi rasuah dalam pendidikan dan pemerintahan, dan tersebarnya aktiviti penyuapan dan sikap pilih kasih, sikap ego, menyebar kejahatan dalam berbagai strata masyarakat, sehingga pemerintah yang memimpin suatu negara hanya menyibukkan diri untuk menyelesaikan permasalahan ini dan sebahagian mereka ada yang melakukan sekatan terhadap para generasi kebangkitan Islam yang berusaha ingin memperbaiki keadaan masyarakat dan melakukan kebangkitan serta menghalang musuh-musuhnya dari Zionis dan para agennya.

Musuh takut terhadap nyalaan api keimanan

Perkara ini seharusya difahami, bahwa musuh sangat menyedari bahwa rahsia kekuatan umat dan bangsa terletak pada kekuatan iman dan cinta kepada jihad dan syahadah di jalan Allah; oleh kerana itu perkara pertama yang mereka lakukan adalah memusnahkan nyalaan api iman dan mengerahkan segala potensi yang mereka miliki dan bekerjasama dengan agen-agen mereka untuk mewujudkan impian mereka, namun Allah menghinakan tipu daya mereka dan memperkukuh umat sesuai dengan fitrahnya dan menyambutnya setiap kali ada seruan jihad dan syahadah…

"Mereka ingin memadamkan cahaya Allah melalui mulut-mulut mereka dan Allah yang menyempurnakan cahaya-Nya sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya" . (QS As-Shaff:8)

Nabi Muhammad saw pembawa rahmat bagi semesta alam

Allah telah mengutus Rasulullah saw membawa rahmat bagi semesta alam, bagi siapa yang mengikutinya akan mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat ..

"Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali untuk memberi rahmat bagi semesta alam" (QS Al-Anbiya:107)

Dan Nabi saw sendiri bersabda:

"Sesungguhnya Aku diutus untuk membawa rahmat".

Di bawah naungan syariah Rasulullah saw, seluruh manusia menikmati kebebasan, keadilan dan persamaan serta memberikan kasih sayang bagi manusia yang ditimpa penderitaan, ketidakadilan dan ketakutan yang dilakukan oleh para penentangnya yang tidak hanya menolak hadiah kasih sayang tersebut, namun lebih dari itu adalah menyatakan api peperangan terhadap syariat langit dan merendah-rendahkan dan menjauhkan diri dari kurnia, rahmat, kenikmatan dan nasihat serta cahaya yang terang benderang. Sungguh rugi umat manusia yang seperti itu! .. betapa sengsaranya apa yang dilakukan oleh manusia seperti itu; kesengsaraan dan penderitaan, sekiranya mereka tetap berada dalam keadaan seperti itu dan tidak mahu menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya…!!

"Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta". (QS Thaha:124)

Darah para syuhada adalah simbol kesedaran umat

Wahai umat Islam..

Janganlah kamu merasa bangga dengan darah yang mengalir di jalan untuk membela kebenaran dan melakukan penentangan terhadap penjajahan, begitu pula dengan pengorbanan yang diberikan dalam menghentikan kerosakan moral, sosial dan ekonomi kerana yang demikian itu adalah kecil kalau hendak dibandingkan dengan tujuan yang sangat mulia dan ganjaran yang besar yang menanti.

Maka dari itu, berjihadlah wahai umat Islam, kerana yang demikian itu merupakan perniagaan yang dapat menyelamatkan diri dari azab Allah, mendekatkan diri dari nikmat Allah serta usaha mewujudkan pertolongan Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (iaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga `Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) kurnia yang lain yang kamu sukai (iaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (QS As-Shaff:10- 13)

Perbaikilah dirimu terlebih dahulu lalu serulah orang lain

Bahwa tugas kita - sebagai umat Islam - selama di tangan ada cahaya yang terang dan sebotol ubat untuk dapat mengubati diri dan menyeru orang lain dan kita Ikhwanul Muslimin, perkara pertama yang dituju dalam pembinaannya adalah mendidik diri terlebih dahulu, memperbaharui ruh, memperteguh dan memperkukuhkan akhlak serta menumbuhkan keberanian yang lurus dalam jiwa-jiwa umat, dan mereka meyakini bahwa perkara tersebut merupakan titik awal yang akan mampu membangun kebangkitan umat dan bangsa.

Jika kita berhasil maka itulah yang kita inginkan, namun jika tidak maka kita serahkan seluruhnya kepada Allah dan kita telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah dan kita menginginkan kebaikan untuk manusia dan kita tidak putus asa melakukan pembaikan atau berhenti dalam menyebarkan risalah Rasulullah saw sehingga tidak memiliki sama sekali pengaruh, namun dengan pengorbanan yang besar dan darah yang banyak, cukuplah bagi para pembawa risalah mendapatkan faktor-faktor keberhasilan. Dengannya mereka beriman, sehingga mengikhlaskan diri dalam berjuang dan di jalannya mereka berjihad, sementara waktu telah menunggunya dan dunia selalu memantaunya…

"… Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS At-Taubah:94)

Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.

Muhammad Mahdi Akif
( Murshidul Am IM)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar